Selasa, 29 Mei 2012

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GLOMERULO NEFRITIS AKUT


KONSEP DASAR
GLOMERULO NEFRITIS AKUT (GNA)


A.    PENGERTIAN
Glomerulo Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan. (Suriadi, dkk, 2001)
Glomerulo Nefritis adalah sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen.
(Engran, Barbara, 1999)
Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis ginjal terhadap bakteri / virus tertentu. (Ngastiyah, 2005)
Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus. (Brunner & Suddarth, 2001)
Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah bentuk nefritis yang paling sering pada masa kanak-kanak dimana yang menjadi penyebab spesifik adalah infeksi streptokokus. (Sacharin, Rosa M, 1999)

B.     ETIOLOGI
Penyebab Glomerulo Nefritis Akut adalah:
1.      Adanya infeksi ekstra renal terutama disaluran napas bagian atas atau kulit oleh kuman streptokokus beta hemolyticus golongan A, tipe 12, 16, 25, dan 49).
2.      Sifilis
3.      Bakteri dan virus
4.      Keracunan (Timah hitam, tridion)
5.      Penyakit Amiloid
6.      Trombosis vena renalis
7.      Penyakit kolagen
C.    PATOFISIOLOGI
Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebukan lekosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman.
Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu streptokokus A.
Reaksi antigen dan antibodi tersebut membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga molekul yang besar seperti protein dieskresikan dalam urine (proteinuria).
Skema Proses:
Infeksi (Streptokokus A)

Migrasi sel-sel radang ke dalam glomerular
 

Pembentukan kompleks antigen-antibodi
dalam dinding kapiler
 

Deposit complement dan anttracs netrofil dan monosit
 

Enzim lysosomal merusak                        Fibrinogen dan plasma protein lain
membran dasar glomerular                             bermigrasi melalui dinding sel,
Meningkatkan permeabilitas                            manifestasi klinis: proteinuria
dinding glomerular

Eritrosit bermigrasi melalui dinding sel yang rusak
Manifestasi: hematuria
 

Proliferasi sel dan fibrin yang terakumulasi dalam
kapsula bawmans
 

Menurunnya perfusi kapiler glomerular
Manifestasi klinis: retensi cairan dan meningkatnya BUN dan kreatinin
D.    MANIFESTASI KLINIS
1.      Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
2.      Proteinuria (protein dalam urine)
3.      Oliguria (keluaran urine berkurang)
4.      Nyeri panggul
5.      Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari, kemudian menyebar ke abdomen dan ekstremitas di siang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh seorang yang tidak mengenal anak dengan baik).
6.      Suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali pada hari pertama.
7.      Hipertensi terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan akan kembali normal pada akhir minggu pertama juga. Namun jika terdapat kerusakan jaringan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen jika keadaan penyakitnya menjadi kronik.
8.      Dapat timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, dan diare.
9.      Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang dan kesadaran menurun.
10.  Fatigue (keletihan atau kelelahan)

E.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Laju Endap Darah (LED) meningkat
2.      Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air)
3.      Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin darah meningkat bila fungsi ginjal mulai menurun.
4.      Jumlah urine berkurang
5.      Berat jenis meninggi
6.      Hematuria makroskopis ditemukan pada 50 % pasien.
7.      Ditemukan pula albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit dan hialin.
8.      Titer antistreptolisin O (ASO) umumnya meningkat jika ditemukan infeksi tenggorok, kecuali kalau infeksi streptokokus yang mendahului hanya mengenai kulit saja.
9.      Kultur sampel atau asupan alat pernapasan bagian atas untuk identifikasi mikroorganisme.
10.  Biopsi ginjal dapat diindikasikan jika dilakukan kemungkinan temuan adalah meningkatnya jumlah sel dalam setiap glomerulus dan tonjolan subepitel yang mengandung imunoglobulin dan komplemen.

F.     KOMPLIKASI
Komplikasi glomerulonefritis akut:
1.      Oliguri sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hiperkalemia dan hidremia. Walaupun oliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika hal ini terjadi diperlukan peritoneum dialisis (bila perlu).
2.      Ensefalopati hipertensi, merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.
3.      Gangguan sirkulasi berupa dipsneu, ortopneu, terdapat ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat membesardan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.
4.      Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia disamping sintesis eritropoietik yang menurun.
5.      Gagal Ginjal Akut (GGA)

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Keperawatan
a.       Tirah baring diperlukan untuk anak dengan hipertensi dan edema dan terutama untuk mereka dengan tanda ensefalopati dan kegagalan jantung. Tirah baring dianjurkan selama fase akut sampai urin berwarna jernih dan kadar kreatinin dan tekanan darah kembali normal. Lama tirah baring dapat ditentukan dengan mengkaji urin pasien. Kasus ringan dengan tekanan darah normal dan sedikit edema dapat diberikan aktivitas terbatas tetapi tidak boleh masuk sekolah karena aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan proteinuria dan hematuria.
b.      Cairan. Masukan cairan biasanya dibatasi jika keluaran urin rendah. Pada beberapa unit dibatasi antara 900 dan 1200 ml per hari. Separuh dari masukan cairan dapat berupa susu dan separuh lainnya air. Sari buah asli harus dihindari karena mereka mengandung kalium yang tinggi. Ini merupakan hal yang penting keluaran urinarius kurang dari 200 sampai 300 ml per hari karena bahaya retensi kalium.
c.       Diit
Jika terjadi diuresis dan hipertensi telah hilang, makanan seperti roti, buah-buahan, kentang dan sayur-sayuran dapat diberikan. Garam dibatasi (1 g/hari) hingga hipertensi dan edema menurun. Protein dibatasi (1 g/kgBB/hari) jika nitrogen urea darah meningkat dan sementara hematuria ditemukan. Jika hematuria mikroskopik, masukan protein dapat dimulai kembali atau ditingkatkan.
d.      Pertimbangan harian sebagai indikasi peningkatan atau penurunan edema.
e.       Pentatatan tekanan darah
f.       Uji urine harian untuk darah dan protein (kualitatif dan kuantitatif)
g.      Dukungan bagi orang tua. Ini termasuk pengenalan kecemasan mereka dan mengurangi kecemasan dengan memberikan informasi yang adekuat mengenai kondisi dan kemajuan yang dialami anak. Orang tua menginginkan informasi mengenai derajat keterlibatan ginjal dan gambaran masa depan. Bimbingan harus diberikan mengenai penyembuhan tindak lanjut dan pencegahan infeksi streptokokus.

2.      Medis
a.       Pemberian penisilin pada fase akut (baik secara oral atau intramuskuler). Pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi streptokokus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil.
b.      Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa untuk menenangkan pasien sehingga dapat cukup beristirahat. Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgBB secara intamuskuler. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian, selanjutnya pemberian resepin peroral dengan dosis rumat 0,03 mg/kgBB/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis.
c.       Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari) maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi tukar dan sebagainya.
d.      Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosamid (lasix) secara intravena (1 mg/kgBB/hari) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
e.       Bila timbul gagal jantung, diberikan dialisis, sedativum dan oksigen.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN GLOMERULO NEFRITIS AKUT (GNA)


1.      PENGKAJIAN
  1. Identitas Anak                        :
Nama                           : An. A
Umur                           : 11 Tahun
Jenis kelamin               : Perempuan
BB                               :  40 Kg
TB                               : 155 Cm
Agama                         : I s l a m
Suku/ Bangsa              : Banjar / Indonesia
Alamat lengkap           : Komp. Melati
Tanggal Masuk RS      : 31 Juli 2006   Jam : 19 . 10
No. Regester               : 3258 / 06
Diagnosa modik          : D C A
Tanggal pengkajian     : 2 Agustus 2006

  1. Identitas Penanggung  Jawab :
Nama                           : Tn. A
Jenis kelamin               : Laki – laki
Pendidikan                  : S M A
Pekerjaan                     ; Swasta
Suku / bangsa              : Banjar / Indonesia
Alamat                                    : Komp. Melati
Hub. dengan  klien      : Ayah Kandung

  1. Riwayat  Kesehatan Pasien
1.      Keluhan Utama
Pasien kejang
2.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami penurunan kesadaran setibanya di rumah sakit Menurut keluarga pasien seminggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS) penderita mengalami  batuk pilek dan sakit kulit yaitu gatal-gatal di seluruh tubuh. Penderita mengeluh nafsu makan menurun. Bersamaan dengan itu penderita mengeluh ketika buang air kecil berwarna merah seperti cucian daging. Tidak ada keluhan buang air besar.
3.      Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut keluarga pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini. Biasanya pasien hanya sakit seperti demam dan batuk dan di beri obat penurun panas yang di beli di warung atau toko obat.
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami penyakit seperti ini. Dalam keluarga Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan dan penyakit menular.

  1. Riwayat Anak
1.      Masa prenatal
Selama kehamilan ibu memeriksakan kandunganya ke Puskesmas atau ke bidan desa. dan ibu pasien selalu mendapatkan imunisasi (TT) sebanyak 4x dalam 9 bulan, Trimester I = 1x , Trimester II = 1x , Trimester III = 2x.
2.      Masa intranatal
Ibu pasien melahirkan secara normal dan spontan  dibantu oleh bidan kampung, waktu melahirkan tidak terdapat kelainan, ibu pasien melahirkan 9 bulan 5 hari.
3.      Masa post – natal
Pasien lahir dengan berat badan 3,000 gram dan pada saat pasien lahir langsung menangis.

  1. Pengatahuan Orang Tua
1.      Tentang makanan sehat
Orang tua pasien memberikan makanan bubur instant kepada pasien tetapi pasien tidak menyukai makanan tersebut. Pasien hanya menyukai makanan nasi dan kue.
2.      Tentang personal hygiene
Orang tua pasien mengetahui tentang personal hygiene terutama tentang kebersihan anaknya, orang tua pasien memandikan di rumah 2x / hari mandi pakai sabun, memotong kuku 2x/ seminggu, menggosok gigi pasien.
3.      Imunisasi
Ibu mengatakan kalau pasien tidak mendapatkan imunisasi lengkap karena pada waktu imunisasi pasien sedang sakit.
-          Polio I , Hepatitis B I        1x
-          Polio II , Hepatitis   BI     1x
-          Campak                             1x
-          BCG                                  1x

  1. Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum
Pasien  tampak lemah.kesadaran compos mentis GSC : 45 G
TD                                     : 170/100 mmHg
TB / BB                             : 155 Cm / 40 Kg
BB saat pengkajian           : 39 Kg
Pols                                   : 48 x / M+
Temp                                 : 37,7 °C

2.      Keadaan Gizi Anak ;
Gizi Pasien kurang baik,dilihat dari BB anak,
BB                         : 40 Kg ( SMRS )                    BB sekarang : 39 Kg
5. Aktivitas
Pasien kelihatan lemah,hanya berbaring saja,tidak dapat berjalan dan berdiri karena terpasang infus RL 10 tts / mt.terpasang kanul O2 3 L/mnt
6. Kepala dan Leher
Bentuk semetris, tidak ada luka / lecet. Pertumbuhan rambut merata dan bentuk rambut lurus, Pasien  dapat menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limpfe usus normal dan keadaan kepala bersih.
 7. Mata ( Penglihatan )
Bentuk simetris, bola mata dapat di gerakkan  kesegala arah, konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterius, tetapi terdapat kotoran pada mata, ketajaman penglihatan baik, mata tampak cekung dan tidak terdapat peradangan.
8. Telinga ( Pendengaran )
Bentuk simetris, Pasien dapat mendengar dgn baik. Tidak terdapat kotoran dalam telinga, tidak ada peradangan dan tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
9. Hidung ( Penciuman )
Bentuk simetris, kebersihan hidung baik dan tak adanya kotoran dalam hidung, tidak ada kelainan pada hidung.
10. Mulut ( Pencekapan )
Bentuk bibir tipis, tidak ada perdarahan dan peradangan. Mokusa bibir tampak kering, keadaan mulut bersih.
11. D a d a ( Pernafasan )
Bentuk permukaan dada simetris, pernapasan cepat frekuensi pernapasan 48 x /mt.
12. Kulit
Turgor kulit jelek ( tidak kembali dalam 2 detik ). Tidak ada luka/ lesi. Suhu tubuh 37,7° C  warna kulit putih tak ada sianosis.

13. Abdomen
Tidak ada luka / perdarahan, turgor abdomen jelek ( tak kembali dalam 2 detik ).
14. Ekstremitas atas dan bawah
Untuk ekstremitas atas : bentuk simetris, tdk ada luka / fraktur dan terpasang infus Rl 20 tts/ menit yang menyebabkan keterbatasan gerak.
Untuk Ekstremitas bawah : bentuk semetris, tidak ada luka / faktur pada ekstrimitas bawah, dan tidak ada kekakuan sandi.
            15.Genetalia
Jenis kelamin pasien perempuan, genetalia bersih dan tidak terdapat lecet pada bokong.

  1.   Pola makan dan minum
Di rumah : pasien biasanya makan 3x sehari hari pasien makan ikan dan minum air putih dan teh manis.
Di RS     :  pasien hanya makan bubur nasi 1-2 sendok. Pasien sering minum air putih dan teh manis, pasien masih minum ASI dan sering merasa haus.

  1. Pola Eliminasi
-          BAB
-          Di rumah : pasien BAB ±1x/ hari dan konsistesi padat lunak
-          Di RS : pasien BAB ± 2x/ hari konsistensi cair berampas
-          BAK
-          Di rumah : pasisen BAK antara 3-5x/hari berwarna kuning pekat.
-          Di RS : pasien BAK 3-4x/hari




  1. Persentase Kehilangan Cairan
Penggolongan derajat dehidrasi :
Pasien termauk ehidrasi sedang ditandai dengan BAB cair berampas 2x/hari, sering merasa haus, lemah serta mata cekung, mukosa mulut tampak kering, turgor kulit jelek.

  1. Terapi Yang Didapatkan Di RS
Terapi yang diberikan pada penderita berupa perawatan di ruang intensif, pengawasan tanda vital terutama tekanan darah, oksigenasi, infus RL, pembatasan aktivitas, diet rendah garam dan cukup protein, Amoksisilin 50 mg/kgBB, 3 x 1 selama 10 hari, obat anti hipertensi : Captopril 0,3 mg/kgBB 2 x 1, Furosemid 1-3 mg/kgBB 1 x1, Parasetamol 10 mg/kgBB.

  1. Prosedur Diagnostik
Hasil pemeriksaan feses
Makroskopis                :                       Mikroskopis    :
Warna                          : kuning           Lekosit            : -
Konsistensi                  : lembek           Eritrosit           ; +
Darah                          : -                     Amoeba           : -
Lender                         : -                     Bakteri                        : + (penuh)
                                                Lain-lain          : + (lembek)










A.    PATHWAY KEPERAWATAN
    Potensial Infeksi                               Reaksi Antigen dan Antibodi
    (Streptokokus A)
 

      Vasospasme Pembuluh                        Proliferasi sel dan Kerusakan
           Darah                                                      Glomerulus
 

        Hipertensi                          GFR menurun                         Kerusakan
                                                                                              Memran Kapiler
 

Cemas
 
                                                    Retensi Na Dan Air           Proteinuria, Hematuria
 

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 
Nyeri Akut
(Sakit kepala, pusing)
 
                                                              Edema


Kelebihan Volume Cairan
 
Kerusakan Integritas Kulit
 
Intoleransi Aktivitas
 
 






B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan urine
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan penurunan kebutuhan metabolik
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya tingkat antivitas
4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatigue (kelelahan) dan tirah baring.
5.      Nyeri akut (sakit kepala dan pusing) berhubugan dengan gangguan perfusi darah otak sekunder terhadap hipertensi.
6.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

C.    INTERVENSI
1.      DX I
NOC: Keseimbangan Cairan
Tujuan: Status cairan pasien dapat dipertahankan secara seimbang.
Kriteria hasil:
a.       Pengeluaran urine 1-2 ml/KgBB/jam
b.      Tekanan darah dalam batas normal
c.       Tidak ada edema
d.      Berat jenis urine normal
e.       Berat badan stabil
Ket Skala:
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Selalu menunjukkan
            NIC: Manajemen Cairan
a.       Monitor intake dan output
b.      Kaji edema
c.       Timbang berat badan
d.      Monitor tekanan darah setiap 4 jam
e.       Pembatasan cairan dan sodium sesuai program

2.      DX II
NOC: Status nutrisi
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan intake (masukan) yang adekuat
Kriteria hasil:
a.       Stamina
b.      Tenaga
c.       Kekuatan menggenggam
d.      Daya tahan tubuh
Ket Skala:
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Selalu menunjukkan
NIC: Manajemen Nutrisi
a.       Timbang berat badan tiap hari
b.      Kaji membran mukosa dan turgor kulit setiap hari untuk monitor hidrasi
c.       Pertahankan pembatasan sodium dan cairan sesuai program pemeriksaan protein sesuai program.
d.      Makanan dengan rendah protein.
e.       Memilih posisi saat makan yang sesuai dengan keinginan anak.

3.      DX III
NOC: Integritas Jaringan
Tujuan: keutuhan kulit pasien dapat dipertahankan
Kriteria Hasil:
a.       Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
b.      Tidak ada luka atau lesi pada kulit
c.       Perfusi jaringan baik
d.      Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami
Ket Skala:
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Selalu menunjukkan
NIC: Manajemen Tekanan (Pressure)
a.       Kaji edema dan tinggikan ekstremitas jika “pitting” edema ada.
b.      Kaji tanda dan gejala potensial atau aktual kerusakan kulit.
c.       Pertahankan kebersihan perseorangan: mandi setiap hari, penggunaan pelembab kulit dan ganti tenun setiap hari.
d.      Rubah posisi setiap 2 jam jika memungkinkan.
e.       Penggunaan matras yang lembut.

4.      DX IV
NOC: Konservasi energi
Tujuan: Kebutuhan istirahat pasien terpenuhi
Kriteria Hasil:
a.       Istirahat dan aktivitas seimbang
b.      Tidur siang
c.       Mengetahui keterbatasan energinya
d.      Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.
Ket Skala:
1 = Tidak pernah dilakukan
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
NIC: Terapi Aktivitas
a.       Kaji pola aktivitas dan tidur selama hospitalisasi
b.      Tirah baring selama 2-3 minggu
c.       Atur jadwal aktivitas yang tidak menyebabkan gangguan istirahat tidur.
d.      Berikan aktivitas bermain yang sesuai dengan tingkat energi anak
e.       Bantu anak untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai



5.      DX V
NOC: Kontrol Nyeri
Tujuan: Rasa nyeri (sakit kepala dan pusing) pasien berkurang
Kriteria Hasil:
a.       Mengenali faktor penyebab
b.      Menggunakan metode pencegahan
c.       Mengenali gejala-gejala nyeri
d.      Mencari bantuan tenaga kesehatan
Ket Skala:
1 = Tidak pernah dilakukan
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
NIC: Manajemen Nyeri
a.       Kaji secara komprehensif tentang nyeri (lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan beratnya nyeri).
b.      Observasi isyarat-isyarat non verbal dan ketidaknyamanan
c.       Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi, terapi bermain, terapi aktivitas)
d.      Beri dukungan terhadap pasien dan keluarga
e.       Anjurkan istirahat yang cukup.

6.      DX VI
NOC: Kontrol Cemas
Tujuan: Kecemasan pasien dan orang tua menurun
Kriteria Hasil:
a.       Memonitor intensitas kecemasan
b.      Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas
c.       Mencari informasi lingkungan ketika cemas
d.      Merencanakan strategi koping
Ket Skala:
1 = Tidak pernah dilakukan
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
NIC: Penurunan Kecemasan
a.       Kaji tanda dan gejala kecemasan
b.      Ajarkan untuk mengekspresikan perasaan dan jawab pertanyaan dengan jelas dan jujur.
c.       Jelaskan kepada keluarga mengenai pengetahuan tentang penyakit anak dan rencana pengobatannya.
d.      Ajarkan dan ijinkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan anak.
e.       Libatkan anak dalam aktivitas permainan yang sesuai dengan kondisi dan usia.

D.    EVALUASI
DX
Kriteria Hasil
Ket Skala
I
a.       Pengeluaran urine 1-2 ml/KgBB/jam
b.      Tekanan darah dalam batas normal
c.       Tidak ada edema
d.      Berat jenis urine normal
e.       Berat badan stabil
3
5
5
3
5

II
a.       Stamina
b.      Tenaga
c.       Kekuatan menggenggam
d.      Daya tahan tubuh
3
3
3
3
III
a.       Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
b.      Tidak ada luka atau lesi pada kulit
c.       Perfusi jaringan baik
d.      Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami
4


5
5
3

IV
a.       Istirahat dan aktivitas seimbang
b.      Tidur siang
c.       Mengetahui keterbatasan energinya
d.      Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.
4
4
5
5
V
a.       Mengenali faktor penyebab
b.      Menggunakan metode pencegahan
c.       Mengenali gejala-gejala nyeri
d.      Mencari bantuan tenaga kesehatan
3
3
2
4
VI
a.       Memonitor intensitas kecemasan
b.      Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas
c.       Mencari informasi lingkungan ketika cemas
d.      Merencanakan strategi koping

1
2

2

3







DAFTAR PUSTAKA


Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Harnowo, Sapto. 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Jhonson, Marion, dkk. 2000. NOC. St. Louis Missouri: Mosby INC.
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ed 3, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Mc. Closkey, cjuane, dkk. 1996. NIC. St.Louis missouri: Mosby INC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Sacharin, Rosa M. 1999. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.
Santosa Budi. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: PT. Fajar Luterpratama.
Http://www.google.com. (Glomerulo Nefritis Akut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar